Rabu, 19 Desember 2012

Menghubungkan Perhitungan Biaya Berbasis Aktivitas dengan Analisis Profitabilitas Pelanggan






Biaya berbasis aktivitas atau Activity Based Costing (ABC) merupakan sistem penentuan biaya yang membebankan biaya ke objek biaya seperti produk atau jasa berdasarkan aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya. Aktivitas disini dapat berupa kejadian, tugas, atau unit kerja yang memiliki tujuan tertentu. Jadi, dengan sistem ABC biaya akan dihitung pada masing-masing aktivitas dan dibebankan ke objek biaya berdasarkan konsumsi dari aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau jasa.
ABC memusatkan perhatiannya pada biaya tidak langsung (indirect cost). Hal ini karena biaya tidak langsung merupakan biaya yang sulit untuk ditelusuri terhadap objek biaya. Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya tidak langsung tersebut disebutdrivers. Sebuah driver sumber daya (resource driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang berbeda. Driver aktivitas (activity driver) adalah sebuah dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya aktivitas ke produk, pelanggan, atau objek biaya akhir.
ABC sangat berguna, karena dapat memberikan wawasan yang sangat berarti bagi manajemen, terutama berkaitan dengan penentuan harga yang pantas berdasarkan spesifikasi produk yang dihasilkan perusahaan, sehingga penghematan dapat terjadi karena pengurangan kompleksitas.
Tujuan penerapan ABC didalam sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan akurasi nilai yang dialokasikan kedalam sebuah produk. Dengan ABC ini pembebanan / pengalokasian biaya kedalam produk akan menjadi lebih jelas dan lebih adil (fair). ABC akan sangat berguna didalam sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk dengan menggunakan fasilitas bersama-sama. ABC tidak bermanfat jika diterapkan didalam perusahaan yang melakukan proses produksi masal (misalnya pabrik tahu memproduksi tahu)
Tahapan dalam Merancang ABC
1.      Mengidentifikasi Objek Biaya yang Dipilih
Tahap pertama dalam merancang ABC adalah mengidentifikasi objek biaya. Objek biaya disini bisa berupa produk atau jasa, pelanggan, dan lain sebagainya.
2.      Mengidentifikasi Biaya dan Aktivitas
Selanjutnya perlu untuk mengidentifikasi biaya dan aktivitas. Proses identifikasi biaya terdiri dari identifikasi biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengen objek biaya yang dipilih. Biaya-biaya tersebut dapat diperoleh dari rekening buku besar atau bagan rekening yang perusahaan miliki.
3.      Membebankan Biaya Tidak Langsung ke Aktivitas
Setelah dilakukan identifikasi biaya dan analisis aktivitas, biaya-biaya tidak langsung dialokasikan ke pusat biaya aktivitas dengan menggunakan driver sumber daya (resources driver). Sehingga biaya-biaya tidak langsung tersebut akan dikelompokan atau dipusatkan dalam pusat biaya aktivitas.
4.      Membebankan Biaya Aktivitas ke Objek Biaya
Setelah biaya-biaya tidak langsung dikelompokan atau dipusatkan dalam pusat biaya aktivitas, selanjutnya pusat biaya aktivitas tersebut dibebankan ke objek biaya yang dipilih menggunakan driver aktivitas (activity driver).
5.      Menghitung Jumlah Biaya dari Objek Biaya dengan Menambahkan Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Setelah membebankan biaya tidak langsung ke objek biaya, selanjutnya ditambahkan dengan biaya langsung untuk objek biaya tersebut sehingga diperoleh jumlah biaya untuk objek biaya yang dihitung

Customer Profitability Analysis
Customer Profitability adalah cara cermat untuk memberikan pelayanan kepada konsumen dengan memperhatikan untung rugi perusahaan. Analisanya disebut sebagai customer profitability analysis. Dalam analisa ini dihitung revenue (pendapatan) yang dilakukan oleh seorang customer sepanjang dia menjadi pelanggan produk perusahaan itu (lifetime value of customer). Kemudian estimasi revenue ini dibandingkan dengan biaya akuisisi (customer acquisition cost) dan juga biaya pemeliharaan supaya pelanggan loyal (maintenance cost). Jika potensi revenue lebih tinggi, berarti pelanggan itu menguntungkan. Namun jika lebih rendah, maka pelanggan itu tidak memberikan sumbangan profit bagi perusahaan.
Analisa Customer Profitability memberikan informasi yang penting bagi perusahaan untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Analisa ini akan membantu anda menentukan:
Ø  Berapa banyak pelanggan anda yang menguntungkan bagi perusahaan
Ø  Seberapa tergantungnnya perusahaan anda terhadap pelanggan yang menguntungkan tersebut
Ø  Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk pelanggan yang menguntungkan tersebut
Ø  Biaya untuk melayani pelanggan tersebut termasuk iklan, maketing, administrasi dan layanan after sales
Ø  Pelanggan yang mana yang menjadi target dari kompetitor anda

Dengan CPA perusahaan bisa menganalisa kemungkinan profitabilitas pelanggan menjadi lebih relevan untuk pelayanan, selain itu CPA juga penting untuk mengetahui profitabilitas pelanggan melalui identifikasi biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan jenis pelanggan atau pelanggan spesifik untuk mampu meningkatkan suatu profitabilitas keseluruhan.
Dan untuk memperbaiki semua itu perusahaan bisa menganalisa mana profit yang mrnguntungkan dan tidak menguntungkan bagi perusahaan yang dimana profit yang tidak menguntungkan bisa menguntungkan bagi perusahaan dengan menjalin komunikasi yang lebih baik kepada customer, menampung aspirasi customer (kritik dan saran) menjadi feedback bagi perusahaan, dengan adanya kritik dan saran maka perusahaan bisa memperbaiki apa saja kekurangan yang ada dalam perusahaan tersebut sehingga dapat lebih dalam memuaskan pelanggan, selain itu bisa menciptakan produk-produk yang lebih berkualitas yang bisa memuaskan para pelanggan, kemudian dari segi harga juga masuk dalam semua kalangan.
Dalam analisis profitabilitas pelanggan ini dihitung revenue (pendapatan) yang dilakukan oleh seorang customer sepanjang dia menjadi pelanggan produk perusahaan itu (lifetime value of customer). Kemudian estimasi revenue ini dibandingkan dengan biaya akuisisi (customer acquisition cost) dan juga biaya pemeliharaan supaya pelanggan loyal (maintenance cost). Jika potensi revenue lebih tinggi, berarti pelanggan itu menguntungkan. Namun jika lebih rendah, maka pelanggan itu tidak memberikan sumbangan profit bagi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar