Akuntansi yang sudah di terima oleh saya selama belajar di universitas gunadarma sangatlah baik para dosen menjelaskan ataupun menceritakan sejarah akuntansi itu sangat jelas...
SEJARAH TENTANG AKUNTANSI
Akuntansi adalah seni dalam mengukur,
berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas,
akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan
untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat
dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak
berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik.
Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana
informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas,
diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu
yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses
dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi
untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak
dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai
akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang
berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA
or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management
Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA),
dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik
yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau
Bersertifikat Akuntan Publik)
Jantung akuntansi keuangan modern ada
pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan
paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu
rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan
debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan
memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui
pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula
yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani
kuno.
Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak
berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu
terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan
dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini
tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan
tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.
Akuntansi sebagai
suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal
sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah
dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 -
1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo,
mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa
Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau
Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi
akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari
Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of
an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543:
collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle,
Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught
Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John
Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan
(yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah
"after the forme of Venice".
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan
yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan
seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa
perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya
dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and
Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster
Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik
terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad
ke 19.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi
adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan
keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan
mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi
berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke
dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.
Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia
untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
A. Fungsi Akuntansi
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi.
Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi
beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara
kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat
dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu
membuat keputusan suatu organisasi.
B. Prinsip Akuntansi
Adapun prinsip-prinsip akuntansi yaitu :
1. Prinsip kesatuan Usaha ( Entity )
Suatu
anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu unit ekonomi yang
merupakan suatu kesatuan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari unit
ekonomi lainnya juga dari pemiliknya. Dalam pelaksanaannya prinsip ini
mengharuskan ada pemisahan antara harta dan kewajiban perusahaan dengan
harta dan kewajiban pemiliknya, atau dengan harta dan kewajiban
perusahaan lain.
2. Prinsip Kontinuitas ( Going Concern )
Suatu
anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu perusahaan ( unit
ekonomi ) yang didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, atau
dalam keadaan normal akan terus menjalankan usahanya. Prinsip ini
memungkinkan adanya beban-beban ( biaya-biaya ) yang ditangguhkan
pembebanannya, misalnya penurunan nilai ( penyusutan ) gedung atau
mesin-mesin yang dipergunakan dalam usaha perusahaan, kerugian karena
penyusutannya akan dibebankan kepada periode-periode selama masa
penggunaannya.
3. Prinsip Konservatisme ( Conservatism )
Prinsip
ini merupakan prinsip berhati-hati, terutama dalam penyajian laporan
laba bersih. Dengan prinsip ini pendapatan bersih cenderung dilaporkan
dengan jumlah yang lebih kecil, sehingga timbul kecenderungan untuk
memilih metode penilaian harta yang menghasilkan pendapatan bersih yang
lebih kecil. Misalnya : dalam menilai persediaan barang dagangan dengan
dasar harga terendah antara harga beli dengan harga pasar. Dengan
demikian dalam pelaksanaannya prinsip ini tidak mengakui laba yang belum
dapat direalisasi, sementara kerugian yang telah dapat diperkirakan
harus diakui sebagai rugi.
4. Prinsip Konsistensi ( Consistency )
Prinsip
ini menuntut konsekuen dalam menerapkan metode-metode atau
ketentuan-ketentuan, artinya suatu metode yang telah diterapkan dalam
tahun (periode) yang lalu, hendaknya diterapkan pada periode sekarang
dan periode yang akan datang.
Dengan prinsip memungkinkan analisa
perbandingan antara laporan keuangan suatu periode dengan laporan
keuangan periode-periode yang lain. Dalam praktik, penerapan prinsip
konsistensi tidaklah mutlak, perubahan metode-metode atau
ketentuan-ketentuan diperbolehkan dengan syarat, jika penerapan metode
yang baru/lain dianggap lebih wajar dalam menginformasikan pendapatan
bersih dan posisi keuangan perusahaan.
5. Prinsip Buku Berarti ( Materiality )
Usaha
memperoleh data yang tepat dan pengungkapan yang lengkap dalam
akuntansi tidaklah mengabaikan unsur kepraktisan. Pencatatan suatu
jumlah dalam pos yang salah dapat diabaikan, jika jumlah atau pos
tersebut tidak cukup penting ( material ). Misalnya : pembelian sebuah
kendaraan angkutan seharga Rp 20.000.000,00 dalam laporan keuangan
diinformasikan/tercatat dalam pos lain.
Hal ini dapat diabaikan jika
total nilai harta yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan, misalnya
Rp 500.000.000,00. Tetapi jumlah Rp 20.000.000,00 akan cukup berarti,
jika total nilai harta perusahaan sebesar Rp 200.000.000,00
Suatu pos
dianggap penting ( material ), jika penyajian/informasi pos yang
bersangkutan dalam laporan keuangan akan berpengaruh kepada analisa dan
keputusan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan
yang bersangkutan.
Prinsip ini juga diterapkan dalam prosedur
pencatatan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan
aktiva tetap, yaitu untuk menentukan pengeluaran mana yang dicatat
sebagai beban periode yang bersangkutan dan pengeluaran mana yang
dicatat sebagai penambahan nilai aktiva ( dikapitalisasi ).
6. Prinsip Lengkap ( Completeness )
Prinsip
ini menuntut bahwa laporan keuangan, catatan-catatan atau bahan-bahan
keterangan yang ada hubungannya dengan laporan keuangan, dan yang
penting bagi para pemakai laporan keuangan, harus diinformasikan secara
lengkap, tidak ada yang disembunyikan.
7. Prinsip Dapat Dimengerti ( Understanbility )
Semua
data dan informasi yang penting yang tercantum dalam laporan keuangan,
harus diungkapkan sejelas-jelasnya, agar para pemakai laporan keuangan
dapat mengerti dengan jelas.
C. Siklus Akuntansi
Siklus
akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan
untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya
transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.
Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.
D. Manfaat Akuntansi
Dari Segi Bisnis
- Kemampuan informasi akutansi untuk memperoleh laba dan arus kas
- Manfaat informasi laba dan arus kas operasi dalam memprediksi laba
-
Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen
Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Pemasaran
Dari Segi Pendidikan
- Mengajarkan para siswa untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan mereka
- Menambah ilmu pengetahuan
2. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan:
Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari
pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan
laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri
dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan,
laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk
mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan
keabsahan transaksi.
Laporan keuangan terdiri dari:
• Neraca,
menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada
jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
• Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
•
Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan
sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama
periode yang bersangkutan.
• Catatan atas laporan keuangan,
menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi
keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Laporan keuangan diharapkan
disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan
kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan
tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan
kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah
berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap
akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik
akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
A. Bentuk Laporan Keuangan
Kalau
kita menelusuri bentuk laporan dari beberapa perusahaan, akan kita
temukan berbagai macam bentuk laporan. Laporan tersebut dapat kita
golongkan ke dalam dua kelompok yaitu laporan operasional dan laporan
keuangan. Laporan operasional digunakan untuk mengawasi aktivitas
perusahaan dan diprint-out langsung oleh bagian yang terkait langsung
dengan aktivitas tersebut serta laporan operasional sering tidak
dilengkapi dengan satuan nilai mata uang. Namun tidak berarti laporan
operasional tidang memerlukan satuan nilai mata uang tersebut. Bentuk
laporan operasional sangat tergantung pada jenis operasional perusahaan.
Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan
perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan,
prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi. Laporan
akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income
statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement).
Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07:
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. neraca,
b. laporan laba-rugi,
c. laporan perubahan ekuitas,
d. laporan arus kas,
B. Isi Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Laporan
laba rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban-beban untuk
satu periode masa atau waktu tertentu. Terkait dengan pencatatan beban,
laporan laba rugi dapat disusun dengan 2 metode:
• Langkah Langsung
(Single Step) yaitu laporan laba rugi yang menggunakan langkah langsung
tidak membedakan beban penjualan dengan beban umum dan administrasi.
•
Langkah Bertahap (Multi Step) yaitu pada langkah bertahap, beban
penjualan, beban umum dan administrasi, serta pendapatan dan beban
lain-lain, dibedakan satu sama lain dan dikelompokan sesuai dengan
kelompok masing-masing.
2. Laporan Perubahan Modal
Laporan
perubahan modal adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai
perubahan modal perusahaan untuk satu periode tertentu.
3. Neraca
Neraca
adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai keadaan harta,
utang dan modal perusahaan sampai dengan sewaktu-waktu tertentu,
biasanya akhir tahun. Neraca dapat berbentuk :
• Neraca Bentuk Akun T adalah neraca dengan susunan kelompok harta disebelah kiri dan kelompok utang dan modal sebelah kanan.
•
Neraca Bentuk Laporan adalah neraca dengan susunan kelompok harta pada
bagian atas, disusul dengan kelompok utang dan modal pada bagian bawah.
4. Laporan Arus Kas
Laporan
arus kan melaporkan jumlah uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan
perusahaan pada periode tertentu. Arus kas yang dilaporkan dibagi atas 3
jenis aktivasi:
• Arus Kas dari Aktivasi Operasi adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi laba bersih.
•
Arus Kas dari Aktivasi Investasi adalah arus kas dari
transaksi-transaksi yang mempengaruhi investasi pada aktiva tidak
lancer.
• Arus Kas dari Aktivasi Pembiayaan adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi utang dan modal.
C. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan
juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (Inggris:
stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka
dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan
atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
D. Manfaat Laporan Keuangan
Bagi Perusahaan :
- Membantu pemimpin perusahaan dalam mengambil kebijakan dan keputusan bagi kelangsungan perusahaan
- Mengetahui siklus arus kas perusahaan
- Mengetahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya
Bagi Rumah Tangga
- Membantu mengontrol dalam pengeluaran Rumah Tangga
- Untuk membantu pengambilan keputusan untuk barang pemenuhan kebutuhan apa yang dibutuhkan
KESIMPULAN
Siklus
Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan keuangan perusahaan
untuk suatu periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya transaksi
transaksi yang dicatat dan dikumpulkan secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat dalam bukti-bukti formil yang catatan-catatan selanjutnya.
Dari
bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku Harian (jurnal) .
Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan Buku Harian
ke Buku Besar merupakan klasifikasi menurut sifat masing-masing
transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar terdapat pula
Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam Buku Besar.
Buku Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku
Persediaan, dan lain – lain.
Pada akhir tahun suatu masa (akhir
tahun) atau akhir setengah tahun dari buku daftar kertas kerja (Work
Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar. Kertas Kerja ini
sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca
setelah diadakan pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan
pos-poss tertentu yang disebut dengan penyesuaian (adjustment).Setelah
Kertas Kerja selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan
Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar