Akuntansi yang sudah di terima oleh saya selama belajar di universitas gunadarma sangatlah baik para dosen menjelaskan ataupun menceritakan sejarah akuntansi itu sangat jelas...
SEJARAH TENTANG AKUNTANSI
Akuntansi adalah seni dalam mengukur,
berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas,
akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan
untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat
dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak
berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik.
Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana
informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas,
diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu
yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses
dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi
untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak
dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip
akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai
akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang
berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA
or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management
Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA),
dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik
yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau
Bersertifikat Akuntan Publik)
Jantung akuntansi keuangan modern ada
pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem ini melibatkan pembuatan
paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada suatu
rekening, dan satu kredit terkait pada rekening lain. Jumlah keseluruhan
debit harus selalu sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan
memudahkan pemeriksaan jika terjadi kesalahan. Cara ini diketahui
pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa, walaupun ada pula
yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani
kuno.
Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak
berubah dari dulu. Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu
terjadi pada tiap generasi untuk mempertahankan relevansi pembukuan
dengan aset kapital atau kapasitas produksi. Walaupun demikian, hal ini
tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang diharapkan
tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.
Akuntansi sebagai
suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal
sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) - sudah
dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 -
1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo,
mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku berbahasa
Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau
Gough pada tahun 1543.
Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi
akuntansi juga diterbitkan di tahun 1588 oleh John Mellis dari
Southwark, yang termuat perkataanya, "I am but the renuer and reviver of
an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543:
collected, published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle,
Scholemaster, who, as appeareth by his treatise, then taught
Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane." John
Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan
(yang merupakan sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah
"after the forme of Venice".
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan
yang berpusat di London telah digunakan selama suatu penyelidikan
seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan bursa
perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya
dua buku perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and
Company, oleh Charles Snell, Writing Master and Accountant in Foster
Lane, London. Amerika Serikat berhutang konsep tujuan Akuntan Publik
terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered Accountant di abad
ke 19.
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi
adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan
keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan
mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi
berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke
dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.
Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia
untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.
A. Fungsi Akuntansi
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi.
Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi
beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara
kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat
dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu
membuat keputusan suatu organisasi.
B. Prinsip Akuntansi
Adapun prinsip-prinsip akuntansi yaitu :
1. Prinsip kesatuan Usaha ( Entity )
Suatu
anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu unit ekonomi yang
merupakan suatu kesatuan usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari unit
ekonomi lainnya juga dari pemiliknya. Dalam pelaksanaannya prinsip ini
mengharuskan ada pemisahan antara harta dan kewajiban perusahaan dengan
harta dan kewajiban pemiliknya, atau dengan harta dan kewajiban
perusahaan lain.
2. Prinsip Kontinuitas ( Going Concern )
Suatu
anggapan bahwa akuntansi diterapkan pada suatu perusahaan ( unit
ekonomi ) yang didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, atau
dalam keadaan normal akan terus menjalankan usahanya. Prinsip ini
memungkinkan adanya beban-beban ( biaya-biaya ) yang ditangguhkan
pembebanannya, misalnya penurunan nilai ( penyusutan ) gedung atau
mesin-mesin yang dipergunakan dalam usaha perusahaan, kerugian karena
penyusutannya akan dibebankan kepada periode-periode selama masa
penggunaannya.
3. Prinsip Konservatisme ( Conservatism )
Prinsip
ini merupakan prinsip berhati-hati, terutama dalam penyajian laporan
laba bersih. Dengan prinsip ini pendapatan bersih cenderung dilaporkan
dengan jumlah yang lebih kecil, sehingga timbul kecenderungan untuk
memilih metode penilaian harta yang menghasilkan pendapatan bersih yang
lebih kecil. Misalnya : dalam menilai persediaan barang dagangan dengan
dasar harga terendah antara harga beli dengan harga pasar. Dengan
demikian dalam pelaksanaannya prinsip ini tidak mengakui laba yang belum
dapat direalisasi, sementara kerugian yang telah dapat diperkirakan
harus diakui sebagai rugi.
4. Prinsip Konsistensi ( Consistency )
Prinsip
ini menuntut konsekuen dalam menerapkan metode-metode atau
ketentuan-ketentuan, artinya suatu metode yang telah diterapkan dalam
tahun (periode) yang lalu, hendaknya diterapkan pada periode sekarang
dan periode yang akan datang.
Dengan prinsip memungkinkan analisa
perbandingan antara laporan keuangan suatu periode dengan laporan
keuangan periode-periode yang lain. Dalam praktik, penerapan prinsip
konsistensi tidaklah mutlak, perubahan metode-metode atau
ketentuan-ketentuan diperbolehkan dengan syarat, jika penerapan metode
yang baru/lain dianggap lebih wajar dalam menginformasikan pendapatan
bersih dan posisi keuangan perusahaan.
5. Prinsip Buku Berarti ( Materiality )
Usaha
memperoleh data yang tepat dan pengungkapan yang lengkap dalam
akuntansi tidaklah mengabaikan unsur kepraktisan. Pencatatan suatu
jumlah dalam pos yang salah dapat diabaikan, jika jumlah atau pos
tersebut tidak cukup penting ( material ). Misalnya : pembelian sebuah
kendaraan angkutan seharga Rp 20.000.000,00 dalam laporan keuangan
diinformasikan/tercatat dalam pos lain.
Hal ini dapat diabaikan jika
total nilai harta yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan, misalnya
Rp 500.000.000,00. Tetapi jumlah Rp 20.000.000,00 akan cukup berarti,
jika total nilai harta perusahaan sebesar Rp 200.000.000,00
Suatu pos
dianggap penting ( material ), jika penyajian/informasi pos yang
bersangkutan dalam laporan keuangan akan berpengaruh kepada analisa dan
keputusan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan
yang bersangkutan.
Prinsip ini juga diterapkan dalam prosedur
pencatatan pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan
aktiva tetap, yaitu untuk menentukan pengeluaran mana yang dicatat
sebagai beban periode yang bersangkutan dan pengeluaran mana yang
dicatat sebagai penambahan nilai aktiva ( dikapitalisasi ).
6. Prinsip Lengkap ( Completeness )
Prinsip
ini menuntut bahwa laporan keuangan, catatan-catatan atau bahan-bahan
keterangan yang ada hubungannya dengan laporan keuangan, dan yang
penting bagi para pemakai laporan keuangan, harus diinformasikan secara
lengkap, tidak ada yang disembunyikan.
7. Prinsip Dapat Dimengerti ( Understanbility )
Semua
data dan informasi yang penting yang tercantum dalam laporan keuangan,
harus diungkapkan sejelas-jelasnya, agar para pemakai laporan keuangan
dapat mengerti dengan jelas.
C. Siklus Akuntansi
Siklus
akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan perusahaan
untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya
transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode.
Apabila digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)
c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.
D. Manfaat Akuntansi
Dari Segi Bisnis
- Kemampuan informasi akutansi untuk memperoleh laba dan arus kas
- Manfaat informasi laba dan arus kas operasi dalam memprediksi laba
-
Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen
Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Pemasaran
Dari Segi Pendidikan
- Mengajarkan para siswa untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan mereka
- Menambah ilmu pengetahuan
2. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan
menurut Standar Akuntansi Keuangan:
Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya
meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau
laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen
industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari
pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses
pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen.
Penyusunan
laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri
dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan,
laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk
mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan
keabsahan transaksi.
Laporan keuangan terdiri dari:
• Neraca,
menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada
jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
• Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
•
Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan
sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama
periode yang bersangkutan.
• Catatan atas laporan keuangan,
menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi
keuangan dari hasil keuangan perusahaan.
Laporan keuangan diharapkan
disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan
kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan
tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan
kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah
berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap
akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik
akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.
A. Bentuk Laporan Keuangan
Kalau
kita menelusuri bentuk laporan dari beberapa perusahaan, akan kita
temukan berbagai macam bentuk laporan. Laporan tersebut dapat kita
golongkan ke dalam dua kelompok yaitu laporan operasional dan laporan
keuangan. Laporan operasional digunakan untuk mengawasi aktivitas
perusahaan dan diprint-out langsung oleh bagian yang terkait langsung
dengan aktivitas tersebut serta laporan operasional sering tidak
dilengkapi dengan satuan nilai mata uang. Namun tidak berarti laporan
operasional tidang memerlukan satuan nilai mata uang tersebut. Bentuk
laporan operasional sangat tergantung pada jenis operasional perusahaan.
Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan
perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan,
prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi. Laporan
akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income
statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement).
Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07:
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. neraca,
b. laporan laba-rugi,
c. laporan perubahan ekuitas,
d. laporan arus kas,
B. Isi Laporan Keuangan
1. Laporan Laba Rugi
Laporan
laba rugi merupakan ikhtisar dari pendapatan dan beban-beban untuk
satu periode masa atau waktu tertentu. Terkait dengan pencatatan beban,
laporan laba rugi dapat disusun dengan 2 metode:
• Langkah Langsung
(Single Step) yaitu laporan laba rugi yang menggunakan langkah langsung
tidak membedakan beban penjualan dengan beban umum dan administrasi.
•
Langkah Bertahap (Multi Step) yaitu pada langkah bertahap, beban
penjualan, beban umum dan administrasi, serta pendapatan dan beban
lain-lain, dibedakan satu sama lain dan dikelompokan sesuai dengan
kelompok masing-masing.
2. Laporan Perubahan Modal
Laporan
perubahan modal adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai
perubahan modal perusahaan untuk satu periode tertentu.
3. Neraca
Neraca
adalah laporan keuangan berisikan informasi mengenai keadaan harta,
utang dan modal perusahaan sampai dengan sewaktu-waktu tertentu,
biasanya akhir tahun. Neraca dapat berbentuk :
• Neraca Bentuk Akun T adalah neraca dengan susunan kelompok harta disebelah kiri dan kelompok utang dan modal sebelah kanan.
•
Neraca Bentuk Laporan adalah neraca dengan susunan kelompok harta pada
bagian atas, disusul dengan kelompok utang dan modal pada bagian bawah.
4. Laporan Arus Kas
Laporan
arus kan melaporkan jumlah uang yang diterima dan uang yang dikeluarkan
perusahaan pada periode tertentu. Arus kas yang dilaporkan dibagi atas 3
jenis aktivasi:
• Arus Kas dari Aktivasi Operasi adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi laba bersih.
•
Arus Kas dari Aktivasi Investasi adalah arus kas dari
transaksi-transaksi yang mempengaruhi investasi pada aktiva tidak
lancer.
• Arus Kas dari Aktivasi Pembiayaan adalah arus kas dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi utang dan modal.
C. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut
Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan
juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (Inggris:
stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah
dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka
dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya,
keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan
atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
D. Manfaat Laporan Keuangan
Bagi Perusahaan :
- Membantu pemimpin perusahaan dalam mengambil kebijakan dan keputusan bagi kelangsungan perusahaan
- Mengetahui siklus arus kas perusahaan
- Mengetahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya
Bagi Rumah Tangga
- Membantu mengontrol dalam pengeluaran Rumah Tangga
- Untuk membantu pengambilan keputusan untuk barang pemenuhan kebutuhan apa yang dibutuhkan
KESIMPULAN
Siklus
Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan keuangan perusahaan
untuk suatu periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya transaksi
transaksi yang dicatat dan dikumpulkan secara sistematis.
Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat dalam bukti-bukti formil yang catatan-catatan selanjutnya.
Dari
bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku Harian (jurnal) .
Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan Buku Harian
ke Buku Besar merupakan klasifikasi menurut sifat masing-masing
transaksi dalam perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar terdapat pula
Tambahan (Sub Ledger) yang memperinci tiap gabungan dalam Buku Besar.
Buku Tambahan ini antara lain Buku Piutang, Buku Hutang, Buku
Persediaan, dan lain – lain.
Pada akhir tahun suatu masa (akhir
tahun) atau akhir setengah tahun dari buku daftar kertas kerja (Work
Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar. Kertas Kerja ini
sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan Neraca
setelah diadakan pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan
pos-poss tertentu yang disebut dengan penyesuaian (adjustment).Setelah
Kertas Kerja selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan
Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
Selasa, 27 Mei 2014
MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN
Hal Mendasar
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3. Resiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Mengapa Mengelola Resiko Keuangan?
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa utang kontraktual.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peranan yang penting dalam proses resiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, menguantifikasikan keseimbangan yang terkait dengan strategi respon risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektifitas program lindung nilai.
Identifikasi Resiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentiofikasikan berbagai jenis resiko market berpotensi dapat disebut dengan pemetaan resiko.
Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran yang dimainkan para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons resiko. Mungkin manajemen leih suka mempertahankan beberapa resiko yang dihadapi ketimbang harus melakukan lindung nilai apabila biaya perlindungan resiko dirasakan lebih tinggi dari pada manfaatnya.
Manajemen Resiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen resiko mencakup :
1. Antisipasi pergerakan kurs
2. Pengukuran resiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3. Perancangan strategi perlindungan yang memadai
4. Pembuatan pengendalian manajemen resiko internal
Peramalan atas perubahan kurs
Dalam mengembangkan program manajemen resiko nilai tukar, manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnetudo perubahan kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya, manajemen keuangan dapat menyusun ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih efesiensi dan efektif. Namun demikian apakah mungkin untuk memprediksi pergerakan mata uang dengan akurat tetaplah sebuah masalah.
Jika peramalan kurs tidak mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer
keuangan dan akuntan harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi resiko.
Manajemen Potensi Resiko
Potensi terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas perusahaan.
Potensi Resiko Translasi
Potensi resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai equivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Strategi Perlindungan
Strategi ini mencakup :
1. Lindung nilai neraca
2. Lindung nilai operasional
3. Lindung nilai kontraktual
Strategi Untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkanresiko pasar pada pundak pihak lain.
Kontrak Forward Valas
Kontrak forward valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa yang akan datang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward.
Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak yang forward. Sepeti halnya forward, future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang sudah yang ditentukan.
Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual suatu mata uang dari pihak penjual berdasarkan harga tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa yang telah ditentukan. Opsi jenis eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluarsa.
Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah. Swap ini juga mungkinkan perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap resiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133 yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan april 2003, unuk memberikan pendekatan tunggal yang kompherensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 yang baru saja direvisi berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan. Sebelum kedua standar ini dibuat standar akuntansi global untuk produk tidak lengkap tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuran derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallance menyebutkan terdapat 64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar atas resiko yang sedang dilindungi nilai dan atas instrumen lindung nilai.
Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
Pengungkapan
Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan dan terhadap karakteristik risik suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini.
Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi resiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
4. Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan
Poin-Poin Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Acuan Yang Tepat
Objek dari manajemen resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya. Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu di perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
3. Resiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Mengapa Mengelola Resiko Keuangan?
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa utang kontraktual.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peranan yang penting dalam proses resiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, menguantifikasikan keseimbangan yang terkait dengan strategi respon risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektifitas program lindung nilai.
Identifikasi Resiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentiofikasikan berbagai jenis resiko market berpotensi dapat disebut dengan pemetaan resiko.
Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran yang dimainkan para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons resiko. Mungkin manajemen leih suka mempertahankan beberapa resiko yang dihadapi ketimbang harus melakukan lindung nilai apabila biaya perlindungan resiko dirasakan lebih tinggi dari pada manfaatnya.
Manajemen Resiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen resiko mencakup :
1. Antisipasi pergerakan kurs
2. Pengukuran resiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3. Perancangan strategi perlindungan yang memadai
4. Pembuatan pengendalian manajemen resiko internal
Peramalan atas perubahan kurs
Dalam mengembangkan program manajemen resiko nilai tukar, manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnetudo perubahan kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya, manajemen keuangan dapat menyusun ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih efesiensi dan efektif. Namun demikian apakah mungkin untuk memprediksi pergerakan mata uang dengan akurat tetaplah sebuah masalah.
Jika peramalan kurs tidak mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer
keuangan dan akuntan harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi resiko.
Manajemen Potensi Resiko
Potensi terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas perusahaan.
Potensi Resiko Translasi
Potensi resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai equivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Strategi Perlindungan
Strategi ini mencakup :
1. Lindung nilai neraca
2. Lindung nilai operasional
3. Lindung nilai kontraktual
Strategi Untuk Produk Lindung Nilai
Produk lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkanresiko pasar pada pundak pihak lain.
Kontrak Forward Valas
Kontrak forward valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa yang akan datang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward.
Future Keuangan
Suatu kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak yang forward. Sepeti halnya forward, future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang sudah yang ditentukan.
Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual suatu mata uang dari pihak penjual berdasarkan harga tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa yang telah ditentukan. Opsi jenis eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluarsa.
Swap Mata Uang
Swap mata uang mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah. Swap ini juga mungkinkan perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap resiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133 yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan april 2003, unuk memberikan pendekatan tunggal yang kompherensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 yang baru saja direvisi berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan. Sebelum kedua standar ini dibuat standar akuntansi global untuk produk tidak lengkap tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap.
Isu Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuran derivatif, masih saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallance menyebutkan terdapat 64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar atas resiko yang sedang dilindungi nilai dan atas instrumen lindung nilai.
Berspekulasi Dalam Mata Uang Asing
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
Pengungkapan
Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan dan terhadap karakteristik risik suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini.
Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi resiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
4. Deskripsi mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang digunakan selama periode berjalan
Poin-Poin Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Acuan Yang Tepat
Objek dari manajemen resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya. Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan ini perlu di perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.
Perencanaan Dan Kendali Manajemen
Persaingan global yang terjadi seiring dengan kemajuan dalam
teknologi terus-menerus secara signifikan mengubah ruang lingkup usaha dan
ketentuan pelaporan internal. Pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional
secara terus-menerus, mata uang yang mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan
terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem pajak
nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas
yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan
variabel yang memperumit keputusan manajemen. Pada saat yang bersamaan,
perkembangan seperti Internet, konferensi video, dan transfer elektronik
mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan pendanaan. Persaingan global dan
cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional
dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain
perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan
kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint
ventures) dan kaitan strategic lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal
yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara
yang sama.
PEMBUATAN
MODEL USAHA
Survei terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen
menghabiskan lebih banyak waktu dalam masalah perencanaan strategis
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha merupakan gambaran
besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis
jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama.
1. Mengidentifikasikan faktor-faktor utama
yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2. Merumuskan teknik yang memadai untuk
meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan perusahaan untuk
menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
3. Mengembangkan sumber-sumber data untuk
menditkung pilihan-pilihan strategis.
4. Mentranslasikan pilihan-pilihan tertentu
menjadi serangkaian tindakan yang spesifik.
ALAT
PERENCANAAN
Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa
depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan sangat
membantu perusahaan dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Suatu
sistem dapat diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan kondisi
pasar. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh
keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan.
Masukan-masukan yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan
ukuran-ukuran yang digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar
atau untuk mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analicis
ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan
lingkungan operasi perusahaan. Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan
serangkaian strategi yang dapat dijalankan.
Alat keputusan yang saat ini digunakan dalam sistem
perencanaan strategi seluruhnya bergantung pada kualitas informasi tentang
lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para
perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan
perencanaan strategis. Kebanyakan informasi yang diperlukan berasal dari
sumber-sumber selain catatan akuntansi.
· PENGANGGARAN
MODAL
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan
elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan
multinasional. Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumlah besar modal
dan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang
asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu
keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang
membandingkan manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.
Pendekatan terhadap keputusan investasi yang lebih kompleks
juga tersedia. Terdapat beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang
optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan
mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan kondisi ketidakpastian. Dalam
lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu.
Perbedaan dalam huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko
nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam
pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan
untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas
model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang
pengukuran; (1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi
multinasional, (2) mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal
perusahaan multinasional. Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan
strategic, yang langkah ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.
SUDUT
PANDANG HASIL KEUANGAN
Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang
relevan untuk menganalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat
pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang. Haruskah manajer
keuangan internasional mengevaluasi ekspektasi tingkat pengembalian investasi
dari sudut pandang proyek luar negeri atau dari sudut pandang induk perusahaan?
Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena
beberapa hal seperti; (1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan
modal, (2) biaya izin, royalti, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi
induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju
inflasi nasional, (4) perubahan kurs valuta acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat pengembalian dan risiko suatu
investasi luar negeri dapat dievaluasi dari sudut pandang pemegang saham
domestik induk perusahaan, sudah tidak memadai lagi karena :
1. Investor dalam
induk perusahaan semakin banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
2. Tujuan investasi
harus mencerminkan kepentingan seluruh pemegang saham, bukan hanya yang berasal
dari domestik.
3. Pengamatan juga
menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki horizon investasi jangka
panjang' (dan bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri
cenderung untuk diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk
perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi
pengembalian dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian
proyek lokal konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup
konsolidasi.
MENGUKUR
EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Metode untuk
mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia mirip
dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan domestik. Pikiran penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi penagihan. Beban
operasi (yang dikonversikan sesuai dengan setara kas) dan pajak lokal juga
sama-sama diramalkan. Namun demikian terdapat tambahan karumitan yang harus
dipertimbangkan, antara lain :
1. Arus kas Proyek versus induk perusahaan
2. Arus kas induk perusahaan yang terkait
dengan pendanaan
3. Pendanaan yang bersubsidi
4. Risiko politik
BIAYA
MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan
model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus
dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal
perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan demikian suatu proyek harus
menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan
agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan dengan
proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut:
Ka = rata-rata
tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke = biaya
ekuitas
Ki = biaya
utang sebelum pajak
E = nilai
ekuitas perusahaan
D = nilai
utang perusahaan
S = nilai
stuktur modal perusahaan (E + D)
T = tarif
pajak marginal
SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN
Penyusunan sistem informasi seluruh dunia milik suatu
perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk
proses perencanaan yang dijelaskan di atas. Tugas ini menantang, karena
kerangka dasar multinasional secara alamiah lebih rumit dibandingkan dengan
kerangka dasar satu negara.
Isu yang
Berkaitan dengan Sistem
Jarak merupakan kerumitan yang jelas terlihat. Disebabkan
oleh keadaan geografi, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan
kontak pribadi antara manajer operasi lokal dengan manajemen kantor
pusat." Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya mengurangi,
tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali, kerumitan ini.
Tantangan terbesar yang dihadapi oleh spesialis sistem
adalah merancang sistem informasi perusahaan yang memungkinkan para manajer
keuangan untuk memberikan respons yang tepat terhadap fenomena kompetisi
global. Kondisi terus berubah. Dikarenakan deregulasi pasar dan pengurangan
hambatan tarif, perusahaan semakin mampu untuk memasuki pasar-pasar luar negeri
baik secara langsung maupun tidak langsung melalui usaha patungan, aliansi
strategi, dan bentuk kerja sama lainnya. Hal ini semakin banyak membuka akses
terhadap intensitas kompetisi di mana perusahaan mengadopsi strategi untuk; (1)
melindungi pangsa pasar di tempat asal, (2) melakukan penetrasi terhadap pasar
asal para pesaing untuk merebut pangsa pasar dan pendapatan mereka, dan (3)
mendapatkan pangsa pasar yang signifikan di pasar utama negara ketiga.
CEO memerlukan sistem informasi yang memungkinkan mereka
untuk melakukan perencanaan, koordinasi, dan pengendalian secara efektif
terhadap strategi produksi, pemasaran, dan keuangan di seluruh dunia.
·
Masalah
Informasi
Akuntan manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk
manajemen perusahaan, mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan
ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Untuk setiap
kelompok data yang disampaikan, manajemen perusahaan harus menentukan periode
waktu yang relevan untuk laporan, tingkat akurasi yang diperlukan, frekuensi
pelaporan dan biaya serta manfaat penyusunan dan penyampaian tepat waktu. Di
sini faktor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang
dihasilkan secara internal.
·
INFORMASI
MANAJEMEN DAN HIPERINFLASI
Suatu kebiasaan pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk
transaksi mata uang asing adalah dengan mencatat pendapatan dan beban
berdasarkan kurs yang terjadi pada tanggal laporan keuangan. (Penggunaan kurs
rata-rata juga umum). Pilihan yang lebih baik adalah dengan mencatat transaksi
dalam mata uang lokal berdasarkan kurs pada tanggal pembayaran. Mencatat
transaksi pada tanggal lainnya akan memperumit proses pengukuran melalui
timbulnya keuntungan atau kerugian dalam daya beli uang, atau dalam aspek lain,
suku bunga implisit atas transaksi mata uang.
ISU-ISU
DALAM PENGENDALIAN KEUANGAN
Sekali pertanyaan mengenai sistem pendukung strategi dan
informasi telah diputuskan, perhatian akan bergeser kepada bidang yang sama
pentingnya yaitu pengendalian keuangan dan evaluasi kinerja. Pertimbangan ini
juga sama pentingnya, khususnya karena memungkinkan para manajer keuangan
untuk:
1. Mengimpelementasikan strategi keuangan
global sebuah MNE.
2. Mengevaluasi sejauh mans strategi yang
terpilih memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
3. Memberikan motivasi kepada manajemen dan
karyawan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan perusahaan seefektif dan
seefisien mungkin.
Sistem pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan cars yang paling efektif dan paling efisien.
Sebaliknya sistem pengendalian keuangan merupakan sistem pengukuran kuantitatif
dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian melalui; (1) komunikasi
tujuan-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi, (2) memperinci
kriteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3) mengawasi kinerja, dan (4)
mengomunikasikan penyimpangan antara kinerja aktual dan rencana kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Jika sebuah sistem pengendalian yang didesain baik berguna
bagi perusahaan satu nasional, maka sistem ini akan sangat berharga bagi
perusahaan multinasional. Sebagaimana yang berulangkali diamati, kondisi yang
memengaruhi keputusan manajemen luar negeri tidak saja berbeda, tetapi juga
secara terus-menerus berubah.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
- ANALISIS STRATEGI BISNIS INTERNASIONAL
Analisis
strategi bisnis merupakan langkah penting pertama dalam analisis
laporan keuangan. Analisis ini memberikan pemahaman kualitatif atas
perusahaan dan para pesaingnya terkait dengan lingkungan ekonominya.
Dengan mengidentifikasi factor pendorong laba dan resiko usaha yang
utama, analisis strategi bisnis atau usaha akan membantu para analis
untuk membuat peramalan yang realistis.
Kesulitan-kesulitan analisis strategi bisnis internasional:
a. Ketersediaan informasi
Analisis
strategi usaha sulit dilakukan khususnya di beberapa Negara karena
kurang andalnya informasi mengenai perkembangan makro ekonomi.
Memperoleh informasi mengenai industry juga sukar dilakukan di banyak
Negara dan jumlah serta kualitas informasi perusahaan sangat
berbeda-beda. Ketersediaan informasi khusus mengenai perusahaan sangat
rendah di Negara berkembang. Akhir-akhir ini banyak perusahaan besar
yang melakukan pencatatan dan memperoleh modal di pasar luar negeri
telah memperluas pengungkapan mereka dan secara suka rela beralih ke
prinsip akuntansi yang diakui secara global seperti standar pelaporan
keuangan internasional.
b. Rekomendasi untuk melakukan analisis
Keterbatasan
data membuat upaya untuk melakukan analisis strategi usaha dengan
menggunakan metode riset tradisional menjadi sukar dilakukan. Seringkali
sering dilakukan perjalanan untuk mempelajari iklim bisnis setempat dan
bagaimanan industry dan perusahaan sesungguhnya beroperasi, khususnya
di Negara-negara pasar berkembang.
- ANALISIS AKUNTANSI
Tujuan
analisis akuntansi adalah untuk menganalisis sejauh mana hasil yang
dilaporkan perusahaan mencerminkan realitas ekonomi. Para analis perlu
untuk mengevaluasi kebujakan dan estimasi akuntansi, serta menganalisis
sifat dan ruang lungkup fleksibilitas akuntansi suatu perusahaan. Para
manajer perusahaan diperbolehkan untuk membuat banyak pertimbangan yang
terkait dengan akuntansi, karena merekalah yang tahu lebih banyak
mengenai kondisi operasi dan keuangan perusahaan mereka. Laba yang
dilaporkan seringkali digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja manajemen
mereka.
Langkah-langah dalam melakukan evalusai kualitas akuntansi suatu perusahaan:
a) Identifikasikanlah kebijakan akuntansi utama
b) Analisislah fleksibilitas akuntansi
c) Evaluasilah strategi akuntansi
d) Evaluasilah kualitas pengungkapan
e) Indentifikasikanlah potensi terjadinya masalah
f) Buatlah penyesuaian atas distorsi akuntansi
3. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL (ALKI)
Diperlukan
karena adanya kecenderungan meningkatnya investasi internasional dan
dilakukan dengan maksud agar data keuangan dapat dibandingkan. Sumber
informasi untuk analisis laporan keuangan internasional adalah :
- Laporan keuangan, jadwal pendukung serta catatan atas laporan keuangan
- Latar belakang kekayaan perusahaan dan pengungkapannya.
Teknik-teknik analisis Keuangan Internasional yang telah dipakai adalah :
- Analisa Trend
Membandingkan
item-item data secara periodic selama 2 tahun atau lebih seperti trend
laba, debt rating, perubahan revenue, pertumbuhan geometric dsb.
- Analisa Rasio
Membandingkan
item satu dengan item yang lain laporan keuangan dengan tujuan
memperoleh pemahaman yang sama tentang profitabilitas perusahaan,
leverage, likuiditas dan efisiensi.
Indikator Pengembalian:
· Pendapatan per lembar saham =Pertumbuhan laba bersih saham biasa
Total saham dari saham biasa yang beredar
· Pengembalian atas aktiva = Laba bersih
Total Aktiva
· Pengembalian atas ekuitas = Laba bersih
Ekuitas pemilik
Indikator Likuiditas dan Risiko:
· Rasio Lancar = Aktiva lancar
Utang lancar
· Utang terhadap ekuitas = Total Utang
Ekuitas pemilik
a. Penyesuaian depresiasi
Beban depresiasi akan mempengaruhi keuntungan, maka perlu diperhatikan umur dari fungsi aktiva yang harus diputuskan manajemen.
b. Penyesuaian persediaan LIFO ke FIFO
Persediaan harus dikonversikan dalam metode FIFO
c. Cadangan
Cadangan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar atau menutup pengeluaran untuk menghapus beban.
d. Reformulasi Laporan Keuangan
Penyesuaian dari beberapa perubahan setelah adanya beberapa perhitungan pada point-point tsb di atas.
- MEKANISME UNTUK MENGATASI PERBEDAAN PRINSIP AKUNTANSI ANTAR NEGARA
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan yaitu :
- Beberapa
analis menyajikan ulang ukuran akuntansi asing menurut sekelompok
prinsip yang diakui secara internasional atau sesuai dengan dasar lain
yang lebih umum.
- Beberapa
yang lain mengembangkan pemahaman yang lengkap atas praktik akuntansi
di sekelompok Negara tertentu dan membatasi analisis mereka terhadap
perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Negara-negara tersebut.
- KESULITAN DAN KELEMAHAN DALAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
a. Akses informasi
Informasi
mengenai ribuan perusahaan dari seluruh dunia telah tersedia secara
luas dalam beberapa tahun terakhir. Sumber informasi dalam jumlah yang
tak terhitung banyaknya muncul melalui World Wide Web (WWW). Perusahaan
di dunia saat ini memiliki situs web dan laporan tahunannya tersedia
secara Cuma-Cuma dari berbagai sumber lainnya.
b. Ketepatan waktu informasi
Ketepatan waktu laporan keuangan, laporan tahunan, laporan kepada pihak regulator berbeda-beda di tiap Negara.
c. Hambatan bahasa dan terminology.
d. Masalah mata uang asing.
e. Perbedaan dalam jenis dan format laporan keuangan.
Langganan:
Postingan (Atom)